Kamis, 18 Desember 2008

DEMAM THIFOID



Memasuki musim hujan, penyakit yang satu ini seolah menjadi kondang dan seringkali menjadi alasan rujukan rawat inap di rumah sakit bagi penderitanya. Ada baiknya kita mengenali lebih lanjut mengenai demam tifoid atau typhoid fever, yang lebih umum disebut tifus oleh orang awam.

Definisi
Demam tifoid atau tifus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.
Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa masuk ke dalam peredaran darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus dan usus besar. Pada kasus yang berat, jaringan yang terkena bisa mengalami perdarahan dan perforasi (perlubangan).

Bakteri tifoid ditemukan dalam tinja dan air kemih penderia. Penyebaran bakteri bisa terjadi karena pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air, melalui air dan makanan yang tercemar, atau lalat yang menyebarkan langsung dari tinja ke makanan.
Di kota-kota besar, dimana sumber air untuk minum dan mencuci bahan makanan berasal dari air kali yang sekaligus berfungsi sebagai penampungan limbah atau kakus, bakteri tifoid yang lolos dari proses pemasakan dapat berada dalam minuman dan makanan.

Gejala
Timbul secara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi. Gejala bisa berupa :
  • demam, seringkali tinggi ( 39 atau 40 C)
  • sakit kepala
  • lemah dan lelah
  • sakit tenggorokan
  • nyeri perut
  • diare (terutama anak-anak) atau konstipasi / sembelit (terutama orang dewasa)
  • memasuki minggu kedua, pada penderita bisa timbul bercak kecil kemerahan di bagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3 – 4 hari.

Penderita demam tifoid mulai demam rendah pada malam hari, hilang esoknya, terulang lagi malamnya, menjadi makin hari makin tinggi. Mulainya malam saja, kemudian siang juga. Pola demam semakin hari semakin naik, seperti anak tangga. Demam Tifoid tidak pernah mulai dengan demam tinggi pada hari pertama sampai ketiga.
Pada penderita yang tidak menerima pengobatan, penderita akan memasuki tahap kedua dimana penderita akan menjadi semakin sakit, demam tinggi yang konstan, diare dan konstipasi. Pada minggu ketiga, penderita akan semakin lemah. Komplikasi yang membahayakan jiwa biasanya terjadi pada waktu ini. Perbaikan akan terjadi secara perlahan pada minggu ke empat. Demam menurun secara bertahap dan suhu penderita kembali normal pada minggu atau 10 hari berikutnya. Tetapi gejala dapat timbul kembali selama 2 minggu sesudah demam menghilang (10% kasus yang tidak diobati).
Demam paratifoid, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Paratyphi, menyebabkan gejala yang serupa, hanya lebih ringan dan penderita bisa sembuh lebih cepat.
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa terjadi komplikasi terutama bila tidak diobati atau pengobatan terlambat, berupa :
  • Perdarahan usus (2% penderita)
  • Perforasi usus (1 – 2% penderita) yang menyebabkan nyeri perut karena isi usus menginfeksi rongga perut (peritonitis)
  • Pneumonia, biasanya jika terjadi infeksi pnemokokus meskipun bakteri tifoid juga bisa menyebabkan pneumonia)
  • Infeksi kandung kemih dan hati
  • Infeksi darah (bakteremia) yang kadang menyebabkan infeksi organ tubuh lainnya
Bahkan setelah pengobatan dengan antibiotika, sejumlah kecil orang yang sembuh dari demam tifoid terus membawa bakteri dalam saluran pencernaan mereka selama bertahun-tahun. Orang seperti ini disebut “typhoid carriers”, menyebarkan bakteri melalui feses dan bisa menginfeksi orang lain, walaupun mereka tidak menampakkan gejala penyakit demam tifoid.

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Ciri khas penyakit ini adalah pola demamnya yang seperti anak tangga.
Bila demam terus berlanjut dan pada hari ke 5 - 6 menjadi lebih tinggi, maka barulah tiba waktunya untuk memeriksa Widal dan melakukan pembiakan kuman dari darah dengan media pembiakan empedu (gal culture). Hasil pembiakan kuman tifoid yang positif merupakan bukti pasti adanya tifoid. Sayangnya, hasil kultur kuman ini baru diketahui sesudah satu minggu.


Saat ini banyak ditemui kesalahkaprahan dalam penegakan diagnosis tifoid, antara lain
  • Terburu-buru memeriksakan darah ke laboratorium, padahal baru demam 2 – 3 hari
  • Hanya semata mengandalkan uji Widal untuk menegakkan diagnosis demam tifoid
  • Lebih mementingkan hasil uji laboratorium atau penunjang ketimbang gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Padahal dari definisinya saja, uji laboratorium atau penunjang seharusnya bersifat sebagai penguat atau penunjang penegakan diagnostik yang dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik.
Mengapa Uji Widal Saja Tidak Cukup ?
Berdasarkan literatur kedokteran, uji Widal bukanlah pemeriksaan penunjang yang paling tepat (gold standard) untuk menentukan apakah seseorang terkena demam tifoid atau tidak. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah pembiakan kuman / kultur dari darah (gal culture), yang sayangnya memakan biaya yang besar dan waktu yang lama, sedangkan keputusan untuk memberikan terapi harus diputuskan segera. Namun pengobatan bisa dimulai berdasarkan penegakan diagnosis dari gejala klinis dan pemeriksaan fisik.
Kelemahan uji Widal :
  • Bisa memberikan hasil positif palsu pada anak yang sudah menerima vaksin tifoid.
  • Indonesia merupakan daerah endemik tifoid (endemik = merata di seluruh kawasan tertentu). Kebanyakan kota besar di Indonesia seolah sudah seperti kakus terbuka raksasa, air yang tercemari oleh tinja penderita dengan mudah masuk ke dalam minuman atau makanan. Oleh karena itu, kemungkinan besar semua orang di kota besar Indonesia tidak ada yang tidak pernah menelan kuman tifoid. Dengan demikian, bila ditemukan seseorang di Indonesia yang mempuyai reaksi Widal positif, belum tentu menderita demam tifoid.
  • Uji Widal memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate). Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.


Pengobatan
Pemberian antibiotik adalah satu-satunya terapi efektif untuk demam tifoid dan paratifoid. Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.
Selain pengobatan dengan antibiotika, yang penting adalah tirah baring (tidur terlentang) selama beberapa hari sampai demam mereda. Bila penderita banyak bergerak, suhu badan akan naik lagi karena kuman terlepas dari tempat perkembangannya di usus masuk ke dalam darah. Pergerakan banyak juga menimbulkan risiko usus pecah pada minggu ke 3 - 4. Dengan perawatan dan obat, demam baru akan turun dalam 4 - 8 hari. Bila panas sudah turun dalam 1 - 2 hari setelah pengobatan, kemungkinan bukan demam tifoid.
Terapi lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala adalah :
  • intake cairan untuk mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan diare
  • pengaturan makan tinggi kalori untuk mengganti kalori yang hilang akibat sakit, berupa nasi agak lembek. Daging, telur, ikan, ayam, tahu, tempe, sedikit sayur, dan buah boleh dikonsumsi. Hindari makanan yang pedas dan keras.
Pencegahan
Pemberian vaksin tifoid. Pada anak-anak usia 2 – 12 tahun mulai diberikan ketika usia 2 tahun dengan ulangan tiap 3 tahun. Pada orang dewasa, vaksin per-oral (ditelan) memberikan perlindungan 70%, hanya diberikan kepada orang yang pernah terpapar bakteri Salmonella Typhi dan orang beresiko tinggi (petugas laboratorium dan pelancong).
Untuk mencegah penyebaran bakteri dari penderita / orang yang baru sembuh dari demam tifoid :
  • Mencuci tangan sesering mungkin dengan benar, terutama sebelum makan dan sesudah menggunakan toilet. Gunakan air hangat, gosokkan sabun minimal 30 detik sebelum dibilas.
  • Bersihkan peralatan rumah tangga setiap hari, seperti toilet, pegangan pintu, gagang telepon dan keran minimal sekali sehari dengan cairan pembersih dan tisu / kain sekali pakai.
  • Hindari menyiapkan hidangan makanan/minuman untuk orang lain sampai dokter menyatakan benar-benar sembuh. Di negara maju, orang yang bekerja di industri / jasa makanan belum boleh kembali bekerja hingga hasil tes menunjukkan orang tersebut tidak lagi membawa bakteri tifoid.
  • Gunakan barang pribadi secara terpisah, seperti handuk, seprai, peralatan makan dan cuci sesering mungkin dengan air hangat dan sabun. Beberapa barang perlu direndam terlebih dahulu dalam cairan disinfektan.
sumber: www.beingmom.org

EPILEPSI

EPILEPSI sering diidentikkan dengan penyakit yang menakutkan.Padahal epilepsi secara medis adalah penyakit akibat adanya gangguan pada otak.

Pada masyarakat awam, epilepsi lebih dikenal dengan nama ayan.Penyakit ini sangat menakutkan bagi masyarakat, terutama mereka yang berpendidikan rendah. Epilepsi bahkan dianggap sebagai penyakit kerasukan roh hingga kegilaan yang parah.

Anggapan tersebut sebenarnya sangat beralasan karena jika pengidap epilepsi yang parah bisa mendadak mengalami serangan dan mereka sanggup melukai diri sendiri. Misalnya, membentur-benturkan kepala atau memukulmukul tubuh mereka sendiri. Serangan itu diiringi pula dengan keluarnya busa di mulut dan kejang yang berulang.

”Epilepsi sangat sulit dideteksi. Apalagi jika penderita mendapatkan epilepsi dengan serangannya ringan, misalnya kaget tanpa sebab tapi sering. Epilepsi sebenarnya terjadi karena lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan mendadak pada otak sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu,” kata dokter spesialis saraf yang juga pengajar di Universitas Gadjah Mada, dr Yolanda Atmadja SpS.

Awal kata epilepsi,berasal dari bahasa Yunani (epilepsia) yang berarti serangan.Penyakit ini tidak menular dan bukan penyakit keturunan. Epilepsi juga tidak identik dengan orang yang mengalami keterbelakangan mental. Bahkan, banyak penderita epilepsi yang mendapatkan epilepsi tanpa diketahui penyebabnya.

Sebenarnya, di d a l a m otak pend e r i t a epilepsi terdapat sel-sel saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh, termasuk perasaan, penglihatan,dan berpikir. Namun, bagi penderita epilepsi, otot saraf tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadilah serangan yang membuat penderita epilepsi mendapatkan kejang, terdiam sejenak, kaget dengan sangat hebat, hingga kejang-kejang dengan busa di mulut.

Pada penderita epilepsi, saraf otak tidak berfungsi dengan baik.Penyebabnya adalah trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala) ataupun tumor otak. Sering juga disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran,luka kepala,stroke dan konsumsi alkohol berlebih ketika si ibu sedang hamil.

Menurut Yolanda, seseorang dapat dinyatakan menderita epilepsi jika orang tersebut mengalami kejang yang bukan karena alkohol dan tekanan darah yang sangat rendah.

”Alat pendeteksi yang digunakan biasanya adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang menggunakan magnet sangat kuat untuk mendapatkan gambaran dalam tubuh atau otak seseorang. Bisa juga digunakan EEG (Electro Encephalo Graphy) alat untuk mengecek gelombang otak,”katanya.

Lalu, yang disayangkan, Yolanda menyebutkan, adalah pandangan masyarakat terhadap epilepsi yang sangat buruk. Bahkan, secara umum, masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi.

”Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular dan penyakit jiwa. Selain itu, epilepsi juga bukan karena kemasukan roh dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan,” sebut dokter berambut ikal tersebut.

Lebih lanjut Yolanda mengatakan, banyak jenis epilepsi di antaranya epilepsi tonik klonik (grandmal), epilepsi absans (petit mal), epilepsi parsial sederhana, epilepsi parsial komplek, epilepsi atonik, dan epilepsi mioklonik.

”Cara menanggulangi jika kebetulan menemukan penderita epilepsi yang tengah kumat, jangan sekali- kali memasukkan atau meletakkan sesuatu ke dalam mulut penderita. Jangan memaksa membuka gigi atau menahan gerakan saat klonik (kejang). Biarkan penderita sadar sendiri,” sebutnya.

Senada dengan Yolanda, ahli bedah saraf dari Universitas Indonesia (UI) Dr Dharmawan mengatakan, penderita epilepsi atau ayan bisa disembuhkan dengan pengobatan dan bedah saraf. Bahkan, diakuinya, penyandang epilepsi berkisar 1% dari total jumlah penduduk, atau sebanyak 2 juta jiwa. Sebanyak 70% di antaranya dapat disembuhkan dengan menggunakan pengobatan secara teratur.

Sementara 30% belum mampu diobati dengan mengonsumsi obat. ”30% penyandang epilepsi bisa dibantu melalui operasi bedah saraf, dengan tingkat keberhasilan 90%,”katanya. Proses bedah saraf bagi penderita epilepsi menurut Dharmawan sekarang sudah sangat canggih. Terutama epilepsi yang diakibatkan gangguan pada otak samping atau lobus temporalis, dikenal dengan epilepsi psikomotorik.

Mampu Hidup Normal

MEMILIKI anak-anak yang sehat dan cerdas tentu menjadi impian setiap orang. Namun, tidak semua orangtua beruntung bisa memiliki anak yang sehat dan cerdas seperti yang diimpikan.

Cacat bawaan hingga penyakit yang menimpa anak-anak yang dilahirkan, tentu saja membuat resah para orangtua. Sangat banyak jenis penyakit yang bisa menyerang anakanak. Mulai demam ringan,hingga autis yang terkadang tidak terdeteksi.

Banyak orangtua merasa frustrasi ketika mengetahui kalau anak-anak mereka mengalami penyakit yang dianggap masih aneh di tengah masyarakat termasuk epilepsi. Bayangan kejang mendadak yang menakutkan dan masa depan suram sepertinya otomatis hinggap pada pikiran orangtua.

Padahal kenyataannya banyak penderita epilepsi sukses menjalani karier pada pekerjaan yang ditekuni. Walaupun tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan epilepsi, dengan bantuan pengobatan yang benar dan tepat,sebesar 80% anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal.

Hingga saat ini, penyebab epilepsi pada bayi masih sulit ditentukan.Para dokter yang menangani epilepsi pada bayi atau lazim disebut idiopatik,juga masih kesulitan menemukan gejalanya.Namun, tidak ditemukan kaitan antara orangtua pengidap epilepsi dan anak-anak mereka yang juga menyandang epilepsi.

”Sejauh ini belum ada obat untuk menyembuhkan epilepsi,dan sayangnya terapi serangan mendadak praktis juga belum ada. Hanya ada cara bagaimana mengelola serangan itu,” kata Kepala Divisi Neurology di Nemours Children’s’ Clinic, Jacksonville, Florida, William R Turk MD.

Sekitar 400.000 anak di Amerika mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta mampu hidup normal. Jika kemudian terjadi serangan mendadak, biasanya serangan itu berlangsung sangat cepat, dan tidak banyak waktu untuk berbuat sesuatu.Peristiwa kejangkejang, dengan mulut mengeluarkan busa,sering kali menjadi saat yang menakutkan bagi yang melihat.

Sedangkan kebanyakan kasus epilepsi di Indonesia yang terjadi adalah pandangan masyarakat yang sangat buruk terhadap penyakit tersebut. Bahkan, banyak penderita epilepsi yang dikucilkan dan dijauhi dari pergaulan sehari-hari.

”Sebenarnya epilepsi itu bisa disembuhkan.Apalagi pada anakanak, dengan perawatan dan terapi yang intensif dan benar bisa membuat anak-anak penderita epilepsi hidup normal seperti anak-anak biasa,” kata ahli bedah saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Budi Waluyo.

Menurut Budi yang harus dilakukan orangtua adalah segeralah memeriksakan kesehatan anak-anak atau bayi sejak dini. Selain itu salah satu cara paling ampuh adalah dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan anak sejak lahir. Kalau saja balita atau bayi sering melakukan gerakangerakan yang aneh tanpa sebab dan berulang-ulang, maka segera hubungi dokter anak untuk menanyakannya.

Kemudian perhatikan juga jika dia mulai sering terkejut (kaget) tanpa sebab yang jelas dan mengulanginya hingga beberapa kali. Itu merupakan gejala epilepsi yang bisa dideteksi dengan kasatmata.(bernadette lilia nova/sindo.

sumber: www.cpddokter.com

I M D

INISIASI MENYUSUI DINI


Untuk menunjang keberhasilan ASI eksklusif, saat ini tengah digalakkan Early Latching On (ELO) atau lebih dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD ini dilakukan langsung setelah bayi dilahirkan (tubuh bayi hanya dikeringkan kecuali bagian tangan dan tidak dimandikan), dengan meletakkan bayi pada dada ibu dan membiarkannya mencari puting ibu dan menyusu secara alami. Ini berlangsung selama bayi masih terjaga, +/- 1-2 jam setelah kelahirannya. Proses IMD dapat dilakukan pada persalinan normal maupun caesar (usahakan ibu tidak dibius total agar tidak mempengaruhi tingkat kesadaran bayi saat melakukan IMD).

Mengapa kontak kulit ibu dan bayi begitu penting saat IMD?

    1. Dada ibu menghangatkan bayi dan dapat menurunkan resiko Hypothermia dan kematian akibat kedinginan
    2. Bayi berkurang stress, lebih tenang, pernafasan dan detak jantung lebih stabil
    3. Bayi terpapar kuman ibu yang TIDAK BERBAHAYA, bakteri kemudian membentuk koloni dalam usus bayi yang bertugas memerangi bakteri lainnya yang jahat
    4. Bayi memperoleh kolostrum (liquid gold)
    5. Sentuhan bayi merangsang hormon oksitosin
    6. Pertemuan pertama orangtua dan bayi yang begitu menyenangkan

Tata Laksana IMD (Inisiasi Menyusui Dini):

    1. Ibu didampingi suami dan/atau anggota keluarga yang turut mendukung IMD
    2. Anjurkan tindakan tanpa obat dalam membantu kegiatan persalinan (termasuk untuk episiotomi yang tidak diperlukan)
    3. Izinkan posisi melahirkan yang sesuai yang dipilih oleh ibu
    4. Segera setelah bayi menangis, keringkan dengan tetap mempertahankan vernix (terutama pada bagian tangan) – tidak perlu dilakukan suction pada mulut dan hidung bayi apabila bayi sudah bisa menangis sendiri
    5. Letakkan bayi telanjang, posisi tengkurap dan menghadap ibu, pada dada telanjang ibu sehingga terjadi kontak kulit – selimuti keduanya bila perlu
    6. Biarkan bayi mencari sendiri payudara ibu, jangan dipaksakan pada puting ibu
    7. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu (pre feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, di antaranya:
  • Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan
  • Memasukkan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengeluarkan suara
  • Bergerak ke arah payudara
  • Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran
  • Menyentuh puting susu dengan tangannya
  • Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar
    8. Bayi berada dalam keadaan alert /sadar rata-rata selama 2 jam setelah kelahiran – apabila setelah 1 jam bayi tidak berhasil menemukan puting ibu, dapat dibantu dengan diarahkan
    9. Pertahankan kontak kulit antara ibu dan bayi sampai dengan dan selama bayi menyusu
    10. Bantu ibu yang melahirkan secara sectio untuk sedapat mungkin berhasil melakukan kontak kulit dan IMD
    11. Tunda prosedural rumah sakit terhadap bayi, seperti bayi ditimbang, diukur, diberi salep mata, disinar, dicap, suntikan vitamin, dll sampai dengan bayi selesai menyusu
    12. Bayi jangan diberikan cairan pre laktal, kecuali ada indikasi medis
    13. Dengan rawat gabung ibu (bayi selalu bersama ibu selama 24 jam) akan mudah merespon bayi dan menghindari potensi pemberian susu formula dan makanan atau minuman pre laktal

PELEKATAN YANG BENAR SAAT MENYUSUI

Langkah pertama untuk mendapatkan pelekatan yang benar adalah dengan membuat bayi membuka mulutnya secara lebar. Arahkan puting ke hidung bayi dan posisi kepala bayi di bawah payudara ibu. Tempelkan payudara atau areola pada bibir bawah bayi dan doronglah bayi untuk membuka mulutnya dengan lebar seolah-olah sedang menguap.

Ketika bayi sudah membuka mulutnya dengan lebar, tariklah bayi secara cepat ke arah payudara dengan cara menggerakkan badan (bukan kepala bayi ke arah ibu) dengan lengan yang sedang menopang. Pastikan bahwa bayi yang digerakkan ke arah payudara ibu dan bukan sebaliknya.

Pelekatan yang benar:

      1. Chin - pastikan dagu bayi menempel pada payudara ibu
      2. Areola – pastikan bahwa yang masuk ke dalam mulut bayi adalah puting dan sebagian besar areola yang berada di bagian bawah mulut bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada di atas mulut bayi
      3. Lips – pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar ke luardan tidak terlipat ke dalam ataupun berbentuk monyong
      4. Mouth – pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan menempel pada payudara ibu

Posisi badan ibu dan bayi:

  • Biarkan kepala bayi terjatuh pada pertengahan lengan bawah atau pergelangan tangan ibu
  • Pegang bagian belakang dan bahu bayi
  • Hadapkan seluruh badan bayi pada badan ibu
  • Dekap bayi di bawah payudara
  • Dada bayi melekat di bawah dasar payudara (dada ibu)
  • Dagu bayi menempel pada payudara
  • Hidung bayi menjauhi payudara
  • Bahu dan lengan ibu tidak tegang dan dalam posisi natural

Tanda ASI cukup:

  • BAK 5-6x sehari
  • BAB 2x/lebih sehari
  • Mengakhiri menyusu sendiri
  • Bayi relaks dan puas setelah minum

Kunci keberhasilan dalam menyusui – 5 C:

      1. Class – mengikuti kelas tatalaksana menyusui yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit, rumah bersalin, asosiasi pendukung ibu-ibu ASI, dll
      2. Camaraderie – lingkungan yang mendukung (keluarga, rekan kerja, kelompok pendukung ibu-bu ASI), memilih RS yang menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan ASI yang ditetapkan WHO
      3. Consultants – menghubungi pihak-pihak yang ahli mengenai ASI (dokter anak yang pro dan memiliki pengetahuan tentang ASI, klinik/konselor laktasi, asosiasi pendukung ibu-ibu ASI)
      4. Confidence – percaya diri (percayalah bahwa setiap ibu pasti bisa menyusui bayinya)
      5. Commitment – dengan komitmen, akan mengupayakan segala cara demi keberhasilan ASI ekslusif

ASI VS SUSU FORMULA

Manfaat ASI bagi ibu:

  • Mencegah pendarahan post partum – hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang kontraksi rahim untuk mencegah pendarahan
  • Mengecilkan rahim – dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali ke ukuran semula
  • Mengurangi terjadinya anemia – resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan pendarahan
  • Menunda kesuburan – pelaksanaan ASI eksklusif dan tanpa haid memiliki kemungkinan hamil hanya 1,8%, dan dengan haid 27,8%
  • Lebih cepat langsing kembali – diperlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari cadangan lemak yang tertimbun
  • Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
  • Membantu proses pendisiplinan anak – orangtua belajar membaca tanda-tanda yang diberikan anak dan anakpun belajar mempercayai ibunya - dasar pengembangan rasa hormat pada orangtua
  • Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
  • Mengurangi kemungkinan osteoporosis dan rematik – resiko terkena osteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui
  • Tidak merepotkan dan hemat waktu – dapat segera diberikan tanpa harus memasak air, menakar susu, mencuci dan mensterilkan botol, menunggu susu agar tidak terlalu panas,dll
  • Portabel dan praktis – mudah dibawa, kapan dan di mana saja, siap minum dengan suhu yang selalu tepat
  • Lebih ekonomis/murah – tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya
  • Menghemat biaya pengobatan – bayi dengan susu formula 16 kali lebih sering dirawat di rumah sakit
  • Manfaat bagi ibu bekerja – penelitian menunjukkan prestasi kerja ibu ASI ekslusif meningkat dan lebih jarang bolos ke kantor (25%) dibandingkan dengan ibu susu formula

Manfaat ASI bagi bayi:

  • ASI sebagai nutrisi – lengkap dan mudah dicerna
  • ASI meningkatkan daya tahan tubuh
  • ASI meningkatkan kecerdasan – memiliki IQ 7-10 poin lebih tinggi dari anak susu formula, bahkan 12,9 poin saat usia 9,5 th
  • ASI meningkatkan perkembangan emosi, kepribadian dan percaya diri – ikatan yang terjadi saat menyusui membuat anak percaya pada orang lain (ibunya) dan berkembang menjadi rasa percaya diri

Berdasarkan penelitian di beberapa negara, ditemukan bahwa bahaya pemberian susu formula pada bayi sbb:

  • Meningkatnya resiko asma
  • Meningkatnya resiko penyakit pernafasan
  • Meningkatnya resiko alergi
  • Perkembangan kognitif yang menurun
  • Meningkatnya resiko infeksi akibat susu formula yang terkontaminasi (butiran kaca, mikroorganisme, lapisan dalam kaleng yang mengelupas, butiran metal, PVC, bakteri salmonella, proses produksi yang tidak higienis, dll)
  • Meningkatnya resiko kanker pada anak-anak
  • Meningkatnya resiko diabetes
  • Meningkatnya resiko penyakit jantung
  • Meningkatnya resiko obesitas
  • Meningkatnya resiko infeksi saluran pencernaan
  • Meningkatnya resiko kematian (akibat diare, saluran pernafasan dan SIDS/Sudden Infant Death Syndrome)
  • Meningkatnya resiko infeksi saluran telinga
  • Meningkatnya resiko efek samping dari pencemaran lingkungan
  • Meningkatnya resiko penyakit lainnya

Sumber:
Breastfeding Class 27/10/2007 - Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia www.aimi-asi.org

A S I

Setiap orangtua pasti ingin memiliki anak yang sehat dan cerdas. Segala daya dan upaya akan dilakukan oleh sang ibu dan ayah agar tujuan tersebut tercapai. Mulai dari sering mendengar musik klasik, minum vitamin, rajin berolahraga sampai memberikan susu formula yang mengandung AA dan DHA yang dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan anak.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa ada cara yang mudah dan murah agar anak sehat dan cerdas. Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, Ketua Sentra Laktasi Indonesia mengatakan, “Menyusui ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak.”

Sayangnya, para ibu di Indonesia banyak yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal dengan memberikan ASI, kesehatan dan kecerdasan sang bayi pun terjamin. Tidak hanya itu, sang ibu pun mendapatkan salah satu manfaat yaitu menjadi lebih jarang terkena kanker payudara.

Tengoklah Nia (28), karyawati yang memiliki dua putri ini mengaku memberikan ASI dan vitamin yang bagus agar anaknya sehat dan cerdas. Ibu yang sangat peduli tentang kesehatan ini lebih memilih yang alami seperti ASI (Air Susu Ibu). Baginya, penting agar anak selalu diberi kasih sayang dan memenuhi kebutuhan psikologisnya.

Anda mungkin bingung, bagaimana ASI dapat menyehatkan dan mencerdaskan anak anda?ASI jelas adalah hak sang bayi dan inisiasi menyusu dini ASI berperan penting dalam menyukseskan ASI eksklusif. Mengenai kelebihan ASI dibandingkan susu formula dan agar bijaksana dalam memilih dan menggunakan susu formula, Anda bisa simak uraian di bawah ini.

  1. Kunci Agar Anak Sehat dan Cerdas
  2. Sehat dan Cerdas dengan ASI
    1. Air Susu Ibu adalah Hak Bayi
    2. Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ASI
    3. Kelebihan ASI dibanding Susu Formula
    4. Problema Ibu Menyusui
  3. Bijaksana memilih dan menggunakan Susu Formula

1. Kunci Agar Anak Sehat dan Cerdas

brain_strokeAda 2 faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut dr. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg, Amerika Serikat memperkirakan faktor genetik hanya menyumbang 48% dalam membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor lingkungan.

Lingkungan penting karena memiliki peran lebih besar daripada genetik. Faktor lingkungan terdiri dari asuh, asah dan asih. Asuh berarti memberikan kebutuhan untuk pertumbuhan fisik, Asah berarti memberikan stimulasi atau pendidikan, Asih berarti memberikan kebutuhan psychososial.

Agar perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak tidak terganggu, orang tua perlu menjaga nutrisi. Hal ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama otak karena kepandaian berhubungan dengan pertumbuhan otak.

“ASI Eksklusif adalah nutrisi terbaik dalam kualitas dan kuantitas pada saat masa lompatan pertumbuhan otak yang terjadi dari 0 sampai 6 bulan”, ungkap Dr. Utami Roesli, Sp.A yang baru saja berulang tahun di bulan September lalu.

ASI mengandung nutrient yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan memori.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan selain bagus untuk perkembangan otak, juga bagus untuk mempersiapkan sistem pencernaan bayi karena pada saat lahir, enzim pencernaan bayi masih belum lengkap dan hanya bisa digunakan untuk mencerna ASI. Perlu diketahui bahwa ASI mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung di dalam ASI.

Lebih lanjut, dr. Utami Roesli, Sp.A yang lebih akrab disapa dr. Tami menambahkan, “Proses menyusui ASI tidak hanya sekedar memberi makan tapi juga mendidik dan memberikan kebutuhan psychososial”. Proses menyusui itu merupakan stimulasi bagi pendidikan anak karena ada kontak mata, diajak bicara, dipeluk, dan dielus-elus oleh sang ibu.

2. Sehat dan Cerdas dengan ASI

jenis strokeDi luar negeri telah banyak dilakukan penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan, sampai penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin.

Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah.

Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi.

Semua hasil penelitian tersebut menyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Dr. Utami Roesli, Sp.A ini menegaskan, “ Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ lebih baik bahkan soleh dan soleha ”.

  1. Air Susu Ibu adalah Hak Bayi

    Kucing dan macan termasuk jenis mamalia yang ibunya melahirkan dan menyusui anaknya. Coba perhatikan bahwa susu induk kucing bisa dinikmati anak kucing dan susu induk macan bisa dinikmati oleh anak macan. Namun, air susu kucing tidak cocok untuk macan, demikian sebaliknya.

    “Tuhan telah menciptakan air susu ibu selalu cocok untuk anaknya”, ungkap dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC yang mengambil spesialis dokter anak di FK UNPAD, Bandung. Hebatnya lagi bahwa ASI yang dikeluarkan oleh payudara ibu berjumlah sesuai dengan yang bisa diserap oleh pencernaan si bayi. Bahkan anugrah yang satu ini juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan sang bayi secara real time, misalnya bila cuma haus maka akan lebih banyak cairan dan seterusnya.

    Meskipun dalam beberapa jam kelahirannya, bayi belum lapar atau haus karena masih ada bekal dari di dalam kandungan, bayi baru lahir berhak mendapatkan kolostrum yaitu cairan emas kaya antibodi yang pertama kali keluar dari puting payudara ibu setelah melahirkan.

    ASI merupakan hak anak untuk kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembang secara optimal. Seorang ibu berkewajiban untuk menyusui anaknya. Pemberian ASI memiliki banyak manfaat yang terutama berperan dalam menyehatkan dan mencerdaskan bayi.

    ASI bermanfaat membentuk perkembangan intelegensia, rohani, dan perkembangan emosional karena selama disusui dalam dekapan ibu, bayi bersentuhan langsung dengan ibu, dan mendapatkan kehangatan kasih sayang dan rasa aman.

  2. Pentingnya Inisiasi Menyusu ASI

    Pada awal Agustus lalu, pekan ASI sedunia 2007 juga dirayakan di Indonesia dengan tema Menyusu “Satu Jam Pertama Kehidupan Dilanjutkan dengan Menyusu Eksklusif 6 Bulan, Menyelamatkan Lebih dari Satu Juta Bayi”.

    Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini (early latch on) sebagai tindakan life saving, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.

    “Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkwalitas, ”ujar Ibu Ani Yudhono dalam acara puncak pekan ASI Sedunia 2007.

    Inisiasi menyusu dini adalah dengan meletakkan bayi baru lahir di atas perut atau dada ibunya. Dalam waktu hampir 1 jam, bayi akan mulai bergerak mencari puting ibu dan mulai menyusu sendiri. Dr. Tami menyebutkan bahwa di luar negeri hal ini diketahui sudah lama tapi di Indonesia baru sejak tahun 2006 lalu.

    Inisiasi menyusu dini dapat membantu memunculkan refleks bayi untuk menyusui dan berperan penting untuk kesuksesan menjalankan ASI eksklusif. Sayangnya, belum semua tenaga kesehatan di Indonesia yang mengetahui hal ini.

    Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang pemberian air susu ibu secara eksklusif pada bayi di Indonesia sudah disahkan sejak 2004 lalu. Para ibu dan calon ibu dapat ikut mendukung program pemerintah dengan memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Mungkin hal kecil bagi kita tapi sangat berarti bagi kehidupan si bayi kelak.

  3. Kelebihan ASI dibanding Susu Formula

    Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan manusia.

    Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa) pada beberapa bayi.

    Susu formula di pasaran kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna semua zat gizi tersebut.

    Pada bayi produksi enzim belum sempurna untuk dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau susu hewan.

    Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal oleh tubuh bayi dari pada lemak yang ada pada susu formula, sehingga tinja bayi susu formula lebih banyak mengandung makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuhnya.

    Kemudian, di dalam ASI terkandung asam lemak esensial yang tidak didapat di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah.

    Di dalam ASI juga terkandung Vitamin C, sehingga bayi ASI tidak perlu mendapat suplemen vitamin C, vitamin C biasanya diberikan untuk bayi-bayi yang diberi susu formula. Zat Besi sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga tidak terserang anemia (kekurangan darh akibat defisinesi zat besi).

    Saat dilahirkan bayi mempunyai persediaan cukup zat besi, tetapi itu kembali kepada ibunya, apakah saat hamil dia mempunyai persediaan zat besi yang cukup. Semua jenis susu mengandung sedikit zat besi sekitar 100ml, atau 0.5-0.7mg/i, namun perbedaannya zat besi yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal sampai 50% oleh bayi, berbeda dengan zat besi yang ada pada susu hewan yang hanya 10% saja.

    Pada tahun pertama kehidupannya, bayi sangat rentan terhadap penyakit, sehingga memerlukan perlindungan ekstra dari ibunya. ASI mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya.

  4. Problema Ibu Menyusui

    Dr. Utami Roesli menyayangkan bahwa kurangnya informasi adalah kendala terbesar ibu tidak menyusui ASI. Informasi tentang susu formula jauh lebih banyak dan meyakinkan dibandingkan ASI sehingga para ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya.

    ASI adalah satu-satunya yang baik untuk bayi. Ibu sebaiknya memahami mengenai susu formula sebelum memberikannya kepada bayi. Carilah informasi yang tepat dan seimbang mengenai susu formula dan ASI.

    Sangat disayangkan bahwa tidak semua ibu bisa memberikan ASI eksklusif. Banyak faktor yang mempengaruhi sang ibu sehingga tidak bisa menyusui anaknya. Salah satunya adalah masalah psikologis ibu pasca melahirkan atau puting susu yang tidak normal. Bisa juga karena sakit kronis, infeksi payudara dan radang payudara.

    Kalau sudah begitu, jalan keluarnya adalah dengan memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula bagi bayi berumur di bawah satu tahun tidak dianjurkan. Dokter menyarankan agar bayi diberi ASI sampai berusia 6 bulan yang disebut dengan ASI Eksklusif dan tetap dilanjutkan sampai 2 tahun jika masih menyusui.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada kondisi dimana susu formula boleh diberikan. Susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi tidak memungkinkan serta diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu.

3. Bijaksana memilih dan menggunakan Susu Formula

Secara umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik tidak harus susu yang disukai bayi atau susu yang harganya mahal. Bukan juga susu yang banyak dipakai oleh kebanyakan bayi atau susu yang paling laris.

Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare, muntah atau malah sulit buang air besar.

Semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia harus sesuai dengan Standard RDA (Recomendation Dietery Allowence). Standar RDA untuk susu formula bayi adalah jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut. Susu yang paling enak dan disukai bukan juga merupakan pertimbangan utama pemilihan susu.

Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Tetapi sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.

Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih bertolakbelakang untuk menyikapi pendapat tersebut.

Beberapa penelitian menunjukkan pemberian AA dan DHA pada penderita prematur tampak lebih bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga WHO hanya merekomendasikan pemberian AA dan DHA hanya pada bayi prematur saja.

Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula yang terbaik bagi anak:

  1. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi.

  2. Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus di amati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir.

    Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak.

    Cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.

  3. Masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik.

    Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut. Semua susu formula susu yang beredar untuk bayi dan anak jumlah kandungan kalori, vitamin dan mineralnya tidak berbeda jauh. Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula.

    Pemberian susu formula membutuhkan biaya yang besar. Untuk pembelian susu formula selama 6 bulan di Indonesia diperkirakan menghabiskan biaya Rp. 7,920 trilyun – Rp. 14,720 trilyun. Padahal belum tentu keluarga-keluarga tersebut mampu secara ekonomi. Bukan tidak mungkin ekonomi mereka semakin terpuruk.

  4. Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut.

Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak.

sumber: www.medicastore.com