PERUBAHAN/PERKEMBANGAN
FISIOLOGI
ORGAN - ORGAN BAYI
DR. MUHAMMAD AKBAR
PENDAHULUAN
Sebagai seorang
bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi
bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah
yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit/infeksi.
Periode
adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau
lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan,
sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan
glukosa.
ADAPTASI/PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut
Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistem pernapasan/respirasi
Selama dalam uterus, janin
mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru–paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh
yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali
membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan
III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah
surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor
yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia
Pada akhir persalinan dan rangsangan
fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada
Terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara
mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi
lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin
akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang
bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam
paru-paru
2).
Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus
dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak lesiti /sfingomielin)
yang cukup dan aliran darah ke paru–paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20
minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar
30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya
surfaktan menyebabkan alveolus kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan
lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres
pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup
bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara
memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan
kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang
memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan
aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir
darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan di luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan
foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan
duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh
darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah
1) Pada saat
tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium
kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan
pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen
kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan
menutup.
Vena umbilikus,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan
sirkulasi darah fetus dan bayi
a. Sirkulasi darah fetus
1). Struktur
tambahan pada sirkulasi fetus
-
Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami
deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar.
-
Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum
mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
-
Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah
lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra.
-
Ductus arteriosus : merupakan bypass yang
terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens.
-
Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang
mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri
ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut
dikenal sebagai arteri hypogastica.
2). Sistem
sirkulasi fetus
-
Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari
plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah
ke vena cava inferior.
-
Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena
umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior.
-
Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah
beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena
hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum.
-
Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar
darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium
sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan
kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah
bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan
serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi.
-
Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang
dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus dexter.
-
Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru -
paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit.
-
Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari
vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi
abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior.
-
Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria
illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih
banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian
pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan
dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan
foramen ovale
4). Fibrosis
-
Vena umbilicalis
-
Ductus venosus
-
Arteriae hypogastrica
-
Ductus arteriosus
3.Pengaturan
suhu
Bayi baru lahir
belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan
dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin
ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin,
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak
coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai
100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak
dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama
usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang
bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga
upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk
memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,
glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah
dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Melalui penggunaan ASI
b. Melalui penggunaan
cadangan glikogen
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan
dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup. Bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama
bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat
lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam
jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam
3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merupakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang
(digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas
dan tidak khas, meliputi;
kejang-kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa
gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang
meluas di seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan
sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan
mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah
terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan
antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan
“gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas
kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem
kekebalan tubuh/imun
Sistem imunitas
bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. Fungsi saringan saluran napas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami
juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum
matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi
secara efisien.
Kekebalan yang
didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak
virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing
masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi
kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi
bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba
(seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat
penting.
6.
Perubahan – Perubahan Lain
Perubahan–perubahan
lain yang terjadi pada neonatus selain perubahan–perubahan di batas yaitu mulai
berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat-alat lainnya.
Ciri-ciri Bayi Normal
Bayi baru lahir normal
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Berat badan : 2500 – 4000 gram.
2.
Panjang badan : 48 – 52 cm.
3.
Lingkar dada : 30 – 38 cm.
4.
Lingkar kepala :
a.
Ukuran melingkar
i.
Circumferentalia suboccipito
bregmantika
(lingkar kepala kecil ) : 32 cm.
(lingkar kepala kecil ) : 32 cm.
ii.
Circumferentia fronto
occipitalis
(lingkar kepala sedang) : 34 cm.
(lingkar kepala sedang) : 34 cm.
iii.
Circumferentia mento
occipitalis
(lingkar kepala besar) : 35 cm
(lingkar kepala besar) : 35 cm
b.
Ukuran melintang
1)
Diameter biparentalis : 9 cm
2)
Diameter bitemporalis : 8 cm
c.
Ukuran muka belakang
1)
Diameter suboccipito
bregmantika : 9,5 cm
2)
Diameter suboccipito frontalis
: 11 cm
3)
Diameter fronto occipitalis :
12 cm
4)
Diameter mento occipitalis :
13,5 cm
5)
Diameter submento bregmantika :
9,5 cm
6)
Denyut jantung pertama 180 x/
menit turun 120 x/mnt
7)
Bernafas 80 x / menit turun 40
x . menit
8)
Kulit kemerahan dan licin
9)
Rambut lanugo tidak terlihat
10)
Kuku agak panjang dan lembek
11)
Genetalia :
a.
Labia mayora menutupi labia
minora pada bayi perempuan.
b.
Testis sudah pada serotum pada
bayi laki-laki.
12)
Reflek hisap dan menelan,
reflek moro, gerak refelek sudah baik.
13)
Eliminasi baik urine dan
mekanium keluar dalam 24 jam pertama.
- Pengetahuan dasar mengenai embriologi dan perkembangan fetal dari sistem musculoskeletal adalah penting untuk memahami berbagai kelainan dari ekstremitas bawah
- Periode embrionik terbagi menjadi 23 horizon atau tingkatan. Tiap horizon atau tingkatan, berhubungan dengan tingkatan perkembangan dari embrio. Bentuk kaki yang bulat mulai terlihat pada horizon ke 17, pada minggu ke 5 fase embrionik. Permukaan lempeng kaki berada pada bidang transversal dan permukaan ventral, dan permukaan plantar menghadap ke kepala. Bila dilihat dari aspek ventral dari embrio, rotasi dari lempeng kaki kiri adalah berlawanan dengan arah jarum jam, dan rotasi kaki kanan searah jarum jam, segmen tungkai bawah berperan dalam perubahan rotasi ini dan secara morfologi belum tampak jari-jari kaki pada lempeng kaki. Dua hari kemudian, minggu ke 6 fase embrionik, rotasi kedalam tungkai bawah terus berjalan. Permukaan medial dari lempeng kaki lebih mengarah ke bidang median dari batang tubuh.
- Perubahan dari lempeng kaki lebih terlihat jelas strukturnya pada horizon ke 20 dan pada horizon ke 21, minggu ke 7 fase embrionik.
- Horizon ke 23 menandakan akhir dari fase embrionik dan berhubungan dengan akhir dari minggu ke 8 fase embrionik. Kaki bersentuhan antara satu dengan lainnya, dan telapak berada pada posisi berdoa. Pada periode janin, perubahan rotasi yang penting terjadi, awalnya telapak kaki berhadapan, pada posisi equinus relatif terhadap tungkai kaki. Terjadi rotasi internal yang progresif dari bagian paha, dan kaki berada pada posisi equinus, supinasi, dan external rotasi relative terhadap tungkai kaki. Yang pada akhirnya dorsiflexi dan pronasi kaki mengarah pada posisi netral kaki pada orang dewasa.
Beberapa fase perkembangan embrio
kaki berdasarkan morfologi:
- bulan ke-2: Kaki pada posisi 90° equinus dan adduksi.
- awal bulan ke-3: Kaki pada posisi 90° equinus, adduksi, dan terlihat supinasi
- pertengahan bulan ke-3): Kaki dorsifleksi pada ankle, tetapi masih sedikit tampak beberapa derajat equinus. Dan supinasi masih ada. Metatarsal pertama tetap adduksi.
- awal bulan ke-4): Kaki pronasi dan sampai pada posisi midsupinasi. Dan masih tampak sedikit metatarsus varus. Equinus sudah tidak tampak.
Pronasi
berlanjut selama fase pertumbuhan dan tetap belum sempurna saat bayi baru
lahir. Keempat tingkatan perkembangan morfologi kaki dapat memberikan gambaran
yang jelas, walau pada kenyataannya, perubahan yang terjadi tidak selalu sesuai
dengan tingakatan perkembangan yang ada, tetapi perubahan terjadi secara
bertahap dan berkesinambungan.
Perkembangan
Embriologi Extremitas Bawah
- Manifestasi pertama extremitas bawah sebagai paddle-shape bud pada dinding ventrolateral tubuh selama minggu 4-5 gestasi. Limb bud ini akan berkembang bentuknya dengan adanya migrasi dan proliferasi dari jaringan mesenkim yang berdifrensiasi. Dengan berakhirnya minggu ke 6, limb bud terus berkembang membentuk lempengan terminal (plate) dari tangan dan kaki (termasuk membentuk pola digiti) serta membentuk eksternal awal dari tungkai.
- Tepatnya minggu ke 7, axis longitudinal dari upper dan lower limb buds adalah parallel. Komponen pre-axial menghadap ke dorsal dan post-axial menghadap ke ventral. Pada periode ini posisi limb bud dibanding trunk tidak mengalami perubahan yang berhubungan dengan aktivitas otot namun dipastikan akan mengalami torsion pada tulang-tulangnya.
- Jari-jari dibentuk penuh pada minggu ke 8 embrio, permukaan plantar yang berlawanan disebut posisi praying feet, segera setelah itu lower limb berputar ke medial membawa ibu jari ke midline dari posisi post-axial pada awalnya.
- Selanjutnya secara mekanik intrauterine, terbentuklah ekstremitas bawah fetus, kemudian femur atau upper limb bud berotasi ke eksternal dan tibia atau lower limb bud berotasi ke internal. Postur kaki terus tumbuh dan dipastikan femur berotasi ke lateral dan tibia ke medial.
- Dalam studi computer tomografi (CT) tibial torsion selama masa pertumbuhan fetus, telah ditemukan bahwa ada peningkatan eksternal tibial torsion pada stadium awal dari kehidupan fetus namun kemudian secara bertahap menurun pada saat bayi lahir, tibial akan torsion ke arah internal. Setelah lahir tibia berotasi ke arah eksternal dan rata-rata version tibia pada tulang matur adalah 15⁰.
PERKEMBANGAN
SEJAK LAHIR
- Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
- Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
- Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.
>>TERIMA KASIH<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar