Minggu, 21 Desember 2008

OTITIS EKSTERNA

Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology - Head & Neck Surgery

KUNCI DIAGNOSIS
Otalgia, otorrhea, pruritus, penurunan pendengaran, riwayat paparan air .
Perih pada pinna dan canal; canal erythema, edema, dan debris purulent.
Kultur untuk kasus refrakter.


Pendahuluan
Otitis externa merupakan proses peradangan dan infeksi pada EAC (External Auditori Canal). Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering ditemukan pada infeksi ini. Bakteri yang lebih jarang yang diisoloasi termasuk spesies Proteus, Staphylococcus epidermidis, diphtheroids, dan Escherichia coli. Otitis eksterna akibat jamur tidak dibahas pada artikel ini dan dijelaskan lebih lanjut di seksi lainnya (Otomikosis).

Pathogenesis

Pada stadium preinflamasi, telinga terpapar dengan faktor predisposisi, termasuk panas, kelembaban, luka (maserasi), absennya serumen, dan pH yang basa. Hal ini dapat menyebabkan edema pada stratum korneum dan oklusi pada unit apopilosebaseus. Pada stadium inflamasi, terjadi pertumbuhan bakteri, disertai dengan edema progresif dan nyeri yang semakin berat. Resolusi yang tidak sempurna atau inflamasi persisten selama lebih dari 3 bulan dikategorikan sebagai stadium inflamasi kronik.


Penemuan Klinis

Gejala otitis eksterna dapat beragam, tergantung dari stadium dan perluasan penyakit. Diagnosis klinis ditegakkan dengan adanya keberadaan otalgia, otorrhea, rasa penuh, pruritus, nyeri pada palpasi, dan beragam derajat oklusi pada EAC. Pasien juga dapat datang dengan penurunan pendengaran yang terjadi akibat oklusi pada EAC karena edema dan debris. Tanda otitis eksterna termasuk nyeri pada penyentuhan pinna; adanya eritema, edema, otorrhea, pembentukan krusta pada EAC; dan pada keadaan yang lebih berat, limfadenopati pada nodus limfe periauricular dan servikal anterior. Perubahan kulit akibat selulitis dapat pula muncul. Pada keadaan kronis, kulit EAC dapat menebal. Kultur dapat bermanfaat untuk kasus infeksi berulang untuk menetukan penanganan yang tepat.

Gambaran CT-Scan resolusi tinggi memperlihatkan edema jaringan lunak pada kanalis auditoris eksternal yang merupakan gambaran otitis eksterna.


Penatalaksanaan


Penanganan otitis eksterna termasuk debridement atraumatik pada EAC yang teliti dengan bantuan mikroskop. Untuk analgesia dapat diberikan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), opioids, atau preparat steroid topikal. Setelah pembersihan selesai, preparat tetes telinga yang bersifat antiseptis, mengasamkan, atau antibiotic (atau kombinasi dari ketiga sifat tersebut) sebaiknya diberikan. Jika derajat stenosis kanal berat, sebuah sumbu diletakkan secara hati-hati untuk menyalurkan tetesan pada bagian medial dari kanal.

Preparat antiseptic yang tersedia, termasuk asam acetic dan boric, ichthammol, phenol, aluminum acetate, gen­tian violet, thymol, thimerosal (mis, Merthiolate), cresylate, dan alkohol. Preparat antibiotic yang dapat digunakan termasuk ofloxacin, ciprofloxacin, colistin, polymyxin B, neomycin, chloramphenicol, gentamicin, dan tobramycin. Polymyxin B dan neomycin biasanya digunakan bersamaan untuk penanganan infeksi akibat S aureus dan P aeruginosa. Ofloxacin dan ciprofloxacin merupakan antibiotic tunggal dengan spectrum yang sangat luas untuk hampir semua bakteri pathogen yang menyebabkan otitis eksterna. Preparat steroid dapat membantu mengurangi edema dan otalgia. Antibiotik sistemik diindikasikan untuk infeksi yang menyebar melewati EAC. Untuk otitis eksterna kronis, kanalplasty dapat diindikasikan untuk penebalan kulit yang menyebabkan obstruksi kanal. Pasien diminta untuk menghindari manipulasi EAC atau paparan air jika mereka memiliki riwayat otitis eksterna

Tidak ada komentar: