PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Oleh :
dr. Muhammad Akbar
1.
Kebutuhan Nutrisi
Sistem
yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas
saluran pencernaan dan organasesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris
terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas.
a. Saluran Pencernaan
1)
Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari
saluran pencernaanyang terdiri atas dua bagian luar (vestibula), yaitu ruang
diantar gusi, gigi, bibir, dan pipi; serta bagian dalam yang terdiri dari rongga mulut.
2) Faring dan esophagus
Faring merupakan bagian saluran
pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan
bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam. Faring
langsung berhubungan dengan esophagus,
sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea
dan di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti
silinder yang berongga dengan panjang
2 cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh
sphincter. Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan
masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah
gerakan balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran
pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan
bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung
ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan
pancreas.
Lambung
memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Fungsi motoris adalah menampung
makanan, mencegah makanan menjadi partikel kecil, dan
mencampurnya dengan asam lambung.
b) Fungsi sekreasi dan pencernaan
adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl
menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi proteosa an peptone.
4) Usus Halus
Usus halus terletak di daerah
umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan
tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam
keadaan hidup. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa,
terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus
adalah mencerna dan meng absorpsi chime dari lambung. Zat
makanan yang telah haluskan diabsorpsi di dalam usus halus, yakni pada
duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium
dengan bantuan vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan
empedu dan asam folat.
5) Usus Besar
Usur besar (kolon) merupakan
kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah
mengabsorsi air (± 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit
glukosa.
b. Organ Asesoris
1) Hati, merupakan kelenjar terbesar di
dalam tubuh.
2) Kantong empedu, merupakan sebuah kantong yang
terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai
di pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12 cm, dengan kapasitas 40-60 cm3.
3) Pankreas merupakan kelenjar yang
strukturnya sama dengan kelenjar ludah dengan memilliki
panjang ± 15 cm.
2. Zat Gizi
Zat gizi (nutrient) merupakan zat yang terdapat di dalam
makanan, yang terdiri atas :
a. Karbohidrat, merupakan zat gizi berbentuk amilum.
b. Lemak Pencernaan, lemak diurai dalam lambung karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak.
c. Protein Kelenjar ludah dalam mulut tidak
membuat enzim protease terdapat dalam lambung.
d. Mineral tidak menbutuhkan
pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu
sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya.
e. Vitamin Proses penyerapan vitamin dapat
dilakukan dengan difusi sederhana.Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh
system transport aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh, sedangkan
vitamin yang larutdalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transport
aktif.
f. Air merupakan zat gizi yang paling
mendasar. Tubuh manusia terdiridari kira-kira 50-70% air. Asupan air secara
teratur sangat penting dibandingkan
dengan asupan nutrisi lain.
3. Keseimbangan Energi Lain
Energi
merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur melalui
pembentukan panas. Energi pada manusia dapat diperoleh dari berbagai asupan zat
gizi diantaranya protein, karbihidrat, lemak, maupun bahan makanan yang
disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk
melakukan sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut dapat dihitung
melalui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan seseorang, kebutuhan
kalori dasar/basal, dan tingkat aktivitas.
Rumus = Berat Badan
Ideal x 10
KKB
Keterangan KKB = kebutuhan
kalori basal
4. Metabolisme
Basal
Metabolisme
basal merupakan energi yang dibutuhkan seseorangdalam keadaan istirahat dan
nilainya disebut dengan BMR (Basal Metabolisme
Rate).
Basal Metabolisme
Metabolisme
basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh
sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh berupa metabolisme
makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung, bernafas,
pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh. Metabolisme
basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna.
Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu
nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam (keadaan post absorptive). Sebenarnya taraf
metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf metabolisme
pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari
pada taraf metabolisme basal, oleh karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa
yang dimaksud basal disini ialah suatu kumpulan syarat standar yang
telah diterima dan diketahui secaraluas.Metabolisme basal dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi
tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti suhu,kelembaban, dan keadaan emosi atau stres.
Orang dengan berat
badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit
mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang
yang mempunyai berat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar.
Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak
yang sedikit mempunyai Metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan
orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsilemak sedikit.
Metabolisme
basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga mempengaruhi
metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme
basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan,
misalnya saat bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon
epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.
Macam Macam Diet
a.
Diet Wanita Hamil
Pada
wanita, masa hamil merupakan saat dimana zat gizi diperlukan dalam jumlah yang lebih
banyak, secara kuantitas maupun kualitas dibandingkan dengan saat
tidak hamil. Asupan zat gizi tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan juga untuk tumbuh
kembang janin dalam kandungan.
b. Diet ibu
menyusui
Masa menyusui juga memerlukan asupan gizi yang baik
agar dapat
menghasilkan air susu dalam jumlah yang maksimal untuk bayinya.
5. Gangguan//Masalah Yang Berhubungan Dengan Nutrisi
a.
Obesitas
Obesitas
merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat badan
seseorang. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.Perbandingan
yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita
dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak
tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari
25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3
kelompok:
-
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%.
-
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%.
-
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas
berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak
hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi
penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita
cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong,
sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya
lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa
pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel,
terutama setelah masa menopause.
b.
Malnutrisi
Malnutrisi
merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler
atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
6.
Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a.
Pengetahuan
Rendahnya
pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi
makan. Hal tersebut dapt disebabkan oleh kurangnya iinformasi, sehingga dapat
terjadi kesalaahan dalam pemenuhan
kebutuhan gizi.
b.
Prasangka
Prasangka buruk
terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat
memengaruhi status gizi seseorang.
c.
Kebiasaan
Adanya
kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertantu dapat juga
memengaruhi status gizi.
d.
Kesukaan
Kesukaan yang
berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara
cukup.
c.
Ekonomi
Status ekonomi
dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan yang bergizi
membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi dipengaruhi
oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang
biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang dengan
status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.
7.
Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
a.
Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian
nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri.
Persiapan Alat
dan Bahan :
1)
Piring
2)
Sendok
3)
Garpu
4)
Gelas
5)
Serbet
6)
Mangkok cuci tangan
7)
Pengalas
8)
Jenis diet
Prosedur Kerja :
1)
Cuci tangan
2)
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3)
Atur posisi depan
4)
Pasang pengalas
5)
Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum berdoa
6)
Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7)
Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan
duduk sebentar.
8)
Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan
9)
Cuci tangan
b.
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung.
Pemberian
nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.
Persiapan Alat dan Bahan :
1)
Pipa penduga dalam tempatnya
2)
Corong
3)
Spuit 20cc
4)
Pengalas
5)
Bengkok
6)
Plester, Gunting
7)
Makanan dalam bentuk cair
8)
Air matang
9)
Obat
10) Stetoskop
11) Klem
12) Baskom berisi
air (kalo tidak ada stetoskop)
13) Vaselin
Prosedur Kerja :
1)
Cuci tangan
2)
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3)
Atur posisi semi/fowler pada pasien
4)
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah
dada
5)
Letakkan bengkok (neirbekken) di dekat pasien
6)
Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa
dari epigastrum sampai hidung. Kemudian dibengkokkkan ke telinga, dan beri
tanda batasnya.
7)
Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem
pangkal pipa tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan
sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8)
Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara :
a)
Masukknya ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem dibuka). Perhatikan bila ada gelembung, pipa tersebut masuk ke
lambung. Setelah itu di klem atau dilipat kembali.
b)
Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi,
berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di
dalm sebanyak jumlah yang dimasukkan.Setelah selesai, maka lakukan tindakan
pemberian makanan dengan memasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
9)
Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15cc
melalui pinggirnya.
10) Berikan makanan
dlam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka asupan,
kemudia beri minum, lalu pipa pendugadiklem
11) Catat hasil
atau respons pasien selama pemberian makanan.
12) Cuci tangan
BELAJAR yang
RAJIN yaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar