Minggu, 05 Februari 2012

KERACUNAN / INTOKSIKASI


KERACUNAN PADA ANAK




A.      PENGERTIAN
ü  Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung,
suntikan dan absorbsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan
dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati
atau lebih organ atau jaringan.
(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)
a)    Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka atau kematian.
(Pujiadi Solihin, 2000)
b)       Keracunan bahan kimia dalam makanan merupakan akibat dari memakan tanaman atau
hewan yang mengandung racun.
c)      Keracunan pada anak adalah masuknya racun ke dalam tubuh anak yang akan merusak
kehidupan atau mengganggu dengan serius jaringan bahkan organ tubuh.

B. Sumber Racun
d)   Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industri yang mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman seperti salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tida menyembuhkanpenyakitmelainkanmemberikanefeksampingyangmerupakan racun bagi tubuh.
a).Keracunan pada Singkong , Dengan gejala:

1. Mual dan muntah.
2. Pernafasan cepat.
3. Sianosis.
4. Kesadaran menurun hingga koma.




.Pengobatan Keracunan Anak pada Singkong
1. Jika memakan singkong beracun belum lama dapat dilakukan dengan menguraslambungnya atau memberi obat penyebab muntah.

2. Berikan secepat mungkin antidotum berupa Na tiosulfat 25% secara intravena, jika sukar mendapatkan venanya antidotum dapat diberikan secara intramuskulus
      Keracunan singkong
Banyak di tanam varietas singkong dengan kadar sianida tinggi, memang bukan singkong untuk di konsumsi melainkan di ambil tepungnya untuk di ekspor keluar negeri sebagai bahan pengeras tekstil.
Singkong demikian banyak di curi dari perkebunan dan di jual pada pedagang makanan atau pada konsumen langsung.

       b). Keracunan jengkol Yang menyebabkan gejala keracunan ini ialah asam amino tertentu (asam jengkol) yang dikandungnya. Tidak semua orang yang makan jengkol menderita gejala keracunan. Sensitifitas terhadap asam jengkol ini merupakan faktor yang menentukan.

Ø Gejala
Gejala keracunan disebabkan oleh tersumbatnya saluran kencing oleh kristal asam jengkol hingga menimbulkan:
1. Rasa mual dan muntah.
2. Nyeri perut yang sangat dan hilang datang oleh kolik ureter.
3. Merasa sakit jika mencoba buang air kecil.
4. Hematuria, oliguri, anuri.
5. Nafas dan kencingnya berbau jengkol.
Ø Pengobatan
 Jika gejala ringan:Banyak minum air, berikan bikarbonat natrikus secera oral

      c).Keracunan  Jamur Beracun
Keracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja terjadi. Ada jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin.
Ø Gejala
Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan

1. Rasa mual
2. Muntah
3. Sakit perut
4. Mengeluarkan banyak ludah dan keringat,
5. Miosis,
6. Diplopia,
7. Bradikardi sampai konvulsif.
8. Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal.

Ø Pengobatan
Pemberian cairan secara oral atau intra vena dapat diberikan secara intravena antropin sebanyak 0,02 mg/kg.
   .
    d).Keracunan bahan makanan yang terkontaminasi.
 Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman, parasit, virus, maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan keracunan bahan makanan ialahstaphilococcus, salmonella, clostridium botulinum, E. Coli, proteus, klebsiella, enterobacter, dll.
     Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa kuman. Kuman yang masuk kedalam makanan cepat memperbanyak diri dan memproduksi toksin. Akibat keracunan tergantung dari virulensi, banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas.
Ø Gejala
Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.

Ø Pengobatan
Diberi cairan cukup secara oral atau intra vena. Jika perlu penderita dapat diberikan pengobatan tambahan terhadap sakit perutnya dengan analgesia atau sedatif dan jika muntah terus-menerus suntikkan anti emetik. Bilamana demam dapat dianjurkan pemberian antibiotik.
 
     e)..Keracunan kerang-kerangan dan ikan laut Jarang-jarang juga terjadi kasus keracunan setelah makan kerang-kerangan atau ikan laut.

Ø Gejala
Gejala timbul 30 menit atau kurang setelah makan bahan makanan tersebut, berupa kemerah - merahan pada muka, dada, dan lengan, gatal -gatal, urtikaria, angiodema, edema, takikardi, palpitasi, sakit perut, diare.
Pada keadaan yang berat terdapat gangguan pernafasan.
Ø Pengobatan
Jika penderita tidak muntah dan berak-berak dapat diberikan emetika dan obat cuci perut. Obat -obat antihistamin dapat mengurangi penderitanya.
   
    f).Keracunan insektida
    Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam serangga seperti kecoa dan sebagainya, bahan-bahan kimia demikian dapat pula membunuh manusia.
Dengan demikian jika barang tersebut tidak di simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak, maka kejadian keracunan baik melalui kontak maupun inhalasi dan minum tidak dapat dihindarkan.
      Untuk menanggulangi kejadian keracunan insektisida tidak mudah karena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap produsen tidak sama.

Ø Gejala
    Yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:
1.      Tremor
2.      Kejang
3.      Koma
4.      Paralisis

Ø Tindakan :
1.    Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap
Beri luminal atau diazepam  Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan selanjutnya
  
     g).Keracunan arsen Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang yunani maupun roma untuk pengobatan maupun sebagai racun.
     Pada saat ini tidak banyak obat mengandung arsen, akan tetapi kadang-kadang dipakai pada pembuatan beberapa herbisida dan peptisida
.   Arsen dapat juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan timah, seng, dan logam lainnya.
Gejala
Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.
Ø Pengobatan  
Diberi cairan cukup secara oral atau  intravena .

Ø  Gejala klinis keracunan akut:
Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul:
Rasa tidak enak dalam perut
 bibir terasa terbakar sukar menelan kemudian disusul dengan;
 Sakit lambung dengan muntah-muntah dan diare berat, adakalanya terdapat pula :       Oliguria sampai anuria, kejang otot dan rasa haus.

Ø Gejala klinis keracunan kronis:
Tanda-tanda dini keracunan arsen ialah:
   -Otot-otot lemah
    -gatal-gatal
    -pigmentasi
     -keratosis kulit dan edema

Ø Pengobatan:
a. Mencegah berlanjutnya masukan dan penyerapan arsen,
b. Infus cairan jika ada tanda-tanda renjatan hipovolemik,
c. Pemberian antidotum seperti dimercarpol(3 mg/kg i.m setiap 4 jam sampai sakit perut hilang dan fesesnya hitam karena norit

    h).Keracunan asam atau basa kuat
        Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti kalium hidroksida, natrium hidroksida banyak di pakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga, maupun untuk memasak seperti cuka bibit.
Ø Gejala
       Zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa dan disebut bahan
korosif(corrosive=memakan perlahan-lahan). Bahan ini akan membuat nekrosis di bagian tubuh yang terkena,
   - seperti kulit dan mata jika tersiram,
   - saluran pernafasan jika terhirup,
   - saluran pencernaan seperti kulit mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.
   -dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan granulasi yang akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga menimbulkan kesukaran menelan.

Ø Pengobatan
   -Pada kulit atau mata : siram sebanyak mungkin air:
   -Pada rongga mulut : cepat-cepat mencuci mulut dengan air sebanyak dan selama mungkin.
   -Pada esofagus dan lambung.
      a. Beri susu. Membilas lambungnya dan menyebabkan anak muntah tidak        dibenarkan, sebab dapat menyebabkan asfiksia
      b. Jika terdapat renjatan, perbaiki dengan memberi infus.
      c. Pemberian makanan harus parenteral. Sedapatnya kebutuhan minimalterpenuhi
         Jika terdapat tanda-tanda obstruksi secepatnya di operasi



C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti.

 Berikut ini adalah beberapa co nto h :
1. Mual
2. Takikardi/bradikardi
3. Salifasi
4. Pupil berdilatasi
5. Diare
D. Komplikasi
1. henti nafas
2. henti jantung
3. ko ro si eso phagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. syo k,sindro m gawat pernafasan akut
5. edema serebral,konvulsi

E. Uji lab dan diagnostik

1. scrinning/penapisan toksiko logi darah
2. scrining toksiko logi urine
3. anal isa gas darah
4. kadar elektro lit

F. Penatalaksanaan terhadap keracunan secara umum
       Yang harus dilaksanakan dengan segera pada kasus keracunan pada umumnya ialah:   
a. Singkirkan racun dari tubuh penderita bilamana masih ada.
b. Berikan antidotum.
c. Berikan obat-obat penunjang.
      
        1). Cara mengeluarkan racun:
1. Racun yang telah dimunum atau dimakan:
       a. Korek atap mulut bagian belakang (palatum molle) dengan jari supaya anak   muntah (terkecuali jika ada indikasi kontra).
        b. Bila lambungnya (gastrik lavage) secepat mungkin terkecuali jika ada kontraindikasi
           seperti pada keracunan minyak tanah, menelan cairan lindi (soda kaostik) atau asam keras (asam oksal, cuka biang).
                           
2. Racun yang terhirup (misalnya gas elpiji atau gas racun lainnya):
        a. Bawa anak ketempat terbuka dengan hawa yang segar.
        b. Beri oksigen.
        c. Lakukan nafas buatan.

3. Racun yang melekat pada kulit:
        a. Siram bagian yang terkena dengan air sebanyak-banyaknya.
        b. Gunakan alkohol jika racunnya tidak larut dalam air (seperti fenol).
        c. Netralisir racun yang masih melekat.
.
.             2).  Pemberian antidotum:

Sering tidak dapat dilakukan oleh karena:
   a. Tidak dapat diketahui macam racunnya.
   b. Tidak diketahui antidotum spesifik untuk racun yang sudah diketahui.

Maka dalam hal demikian dapat dimulai dengan pemberian karbon-adsorben seperti bikarbon atau norit yang dapat dipakai pada berbagai macam keracunan. Obat tersebut mengikat racun yang masih berda di lambung bahkan mengikat juga racun yang kembali ke usus melalui sirkulasi enterohepatik.
Dosis yang dianjurkan satu gram untuk tiap 1 kg berat badan.
            
3). Pengobatan penunjang (suportif terapi):

1. Penderita harus istirahat dan jangan sampai kedinginan.
2. Di rumah sakit dilakukan monitoring terus-menerus.
3. Bilamana terdapat kejang, pasang infus dan diobati semestinya.
4. Jika terdapat kesukaran dalam bernafas, berikan oksigen atau lakukan nafas buatan.
5. Pemakaian antidotum, obat perangsang seperti kopi atau obat penenang diteruskan dengan hati-hati.

G. Pengkajian

 1. Pengkajian riwayat yang terperinci (agen yg tertelan,dosis,waktukejadian,masalah anak yang mendasari,usia dan berat badan anak,tanda dan gejala yang ditimbulkan,  pertolonganpertama yg telah diberikan)
 2. pengkajianlengkap sistem demi sistem harus dilakukan
 3. setelah anak stabil / selama kunjungan anak sehat sekitar usia 6 bulan,kaji data keadaan anak

H.Diagnosa keperawatan

      1. resiko cedera
      2. ansietas
    3. defisit pengetahuan
I. Intervensi keperawatan

      1. Pantau anak selama pro sedur deko ntaminasi dan sampai stabil.
      2. Beri dukungan emo sio nal kepada anak dan keluarga.
y
·      Perencanaan pulang dan perawatan dirumah
                Ajarkan kepadao rangtua tentang bukti keracunan dirumah dan penatalaksanaan keracunan.
     1. Pastikan bahwa semua zat beracun danobat masih berada di tempatnya
semula,pasang penutup yang tidak dapat dibukao leh anak,danletakkan diluar
jangkauan anak.
     2. Sediakan sebo to l sirup ipekak;o rang tua harus memberikannya hanya bila telah berko nsultasi dengan do kter atau pusat pengendalian keracunan
3. Tempel kan no mer tel epo n pusat pengendal ian keracunan di tempat tel epo n.


DAFTAR PUSTKA


Alimul, aziz hidayat. 2008.Pengantar ilmu keperawatan anak 2 cet. 3 jilid ke 2. Jakarta; Salemba medika 

BETS,Cecili Lynn. 2009 . Buku saku : keperawatan pediatric edisi 5 cet 1. Jakarta; EGC

Pudijiadi, solihin. 2000.Ilmu gizi klinis pada anak Ed.4 . Jakarta; Gaya baru

Sartono, Drs. 2002.Racun dan keracunan cetakan1. Jakarta.Widya medika.

Bottom of Form


Tidak ada komentar: