oleh
RAHMI
RAHMI
Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong oleh dokter. Semasa dalam rahim, tali ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya.
Tapi saat dilahirkan, bayi tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena ia sudah dapat bernapas sendiri melalui hidung. Karena itulah, tali tersebut harus dipotong meski tidak semuanya.
Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti oleh dokter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya.
"Tali pusar itu memang sengaja disisakan beberapa sentimeter, hingga menyusut dan terlepas dengan sendirinya," jelas Dr. H. Effek Alamsyah, MPH, MBA., dari RS Islam Jakarta.
Tak perlu panik bila si kecil mengalami sedikit pendarahan saat sisa tali pusarnya terlepas, karena itu hal yang wajar. "Itu wajar, kok, tidak ada yang harus dikuatirkan," ujar spesialis Neonatal ini lagi.
Saat sisa tali pusar masih menggantung, banyak ibu-ibu yang takut memandikan bayinya. Dari takut basah, berdarah atau lama keringnya. Padahal tak masalah bila sisa tali pusar tersebut terkena air. Tapi bila memang takut, cukup basuh tubuhnya dengan handuk yang dibasahi air hangat.
Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar. Sebanyak dua kali sehari sehabis mandi, tali pusar si kecil harus dibersihkan. Setelah bayi berusia 10-14 hari, biasanya tali pusar ini sudah mengering dan terlepas dengan sendirinya.
Cara membersihkannya bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Cuci tangan bersih-bersih dengan sabun.
2. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut).
3. Lakukanlah dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
4. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk 'memegang' ujung tali pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
5. Rendam perban/kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali pusar. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
6. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
7. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.
Sumber: http://www.halohalo.co.id
Tapi saat dilahirkan, bayi tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena ia sudah dapat bernapas sendiri melalui hidung. Karena itulah, tali tersebut harus dipotong meski tidak semuanya.
Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti oleh dokter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya.
"Tali pusar itu memang sengaja disisakan beberapa sentimeter, hingga menyusut dan terlepas dengan sendirinya," jelas Dr. H. Effek Alamsyah, MPH, MBA., dari RS Islam Jakarta.
Tak perlu panik bila si kecil mengalami sedikit pendarahan saat sisa tali pusarnya terlepas, karena itu hal yang wajar. "Itu wajar, kok, tidak ada yang harus dikuatirkan," ujar spesialis Neonatal ini lagi.
Saat sisa tali pusar masih menggantung, banyak ibu-ibu yang takut memandikan bayinya. Dari takut basah, berdarah atau lama keringnya. Padahal tak masalah bila sisa tali pusar tersebut terkena air. Tapi bila memang takut, cukup basuh tubuhnya dengan handuk yang dibasahi air hangat.
Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar. Sebanyak dua kali sehari sehabis mandi, tali pusar si kecil harus dibersihkan. Setelah bayi berusia 10-14 hari, biasanya tali pusar ini sudah mengering dan terlepas dengan sendirinya.
Cara membersihkannya bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Cuci tangan bersih-bersih dengan sabun.
2. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut).
3. Lakukanlah dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
4. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk 'memegang' ujung tali pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
5. Rendam perban/kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali pusar. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
6. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
7. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.
Sumber: http://www.halohalo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar