Senin, 01 Desember 2008

GERIARTRI

Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua atau aging process merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup di dunia ini. Hingga sekarang belum ada definisi yang memuaskan mengenai proses menua ini. Definisi yang paling sederhana ialah "menjadi tua", sedangkan definisi yang lebih kompleks dari Stehler: "Proses menua merupakan perubahan yang berhubungan dengan waktu, bersifat universal, intrinsik, terjadi kerusakan yang progresif, yang mengakibatkan penurunan adaptasi terhadap lingkungan sehingga menyebabkan hilangnya kemampuan organisme untuk bertahan hidup".

Sedangkan menurut Harman, proses menua ialah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit yang berakhir dengan kematian.

Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Banyak teori mengenai proses menua ini.

Teori yang menjelaskan tentang sebab-sebab menua antara lain:

  1. Teori “ Genetik clock” Tiap spesies mempunyai di dalam nukleusnya suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.

  2. Mutasi somatik (teori Error Catastrophe) Proses menua dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik (radiasi dan zat-zat kimia) Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNARNA), maupun dalam proses translasi (RNAprotein/enzim).

  3. Rusaknya sistem imun tubuh (with incised Auto-Antibodies) Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca-translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).

  4. Teori menua karena metabolisme Pada tahun 1935, McKay et al. (terdapat dalam Goldstein, et al, 1989), memperlihatkan bahwa pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur

  5. Kerusakan akibat radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, dan di dalam tubuh kita jika fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan di dalam rantai pernafasan di dalam mitokondria (Oen, 1993). Radikal bebas dapat juga dinetralkan menggunakan senyawa non-enzimatik, seperti: vitamin C (asam askorbat), provitamin A (Beta-Karoten), dan vitamin E (Tocopherol).

Batasan usia lanjut di Indonesia menurut WHO South East Asia Regional Office (Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah usia lebih dari 60 tahun. Selain istilah usia lanjut, istilah yang sering muncul adalah geriatri. Tidak jarang pasien usia lanjut disalahartikan sebagai pasien geriatri, padahal pasien usia lanjut belum tentu geriatri. Sebaliknya, pasien geriatri sudah pasti berusia lanjut.

a. DEP.KES RI

1. 60 – 69 th à usia lanjut

2. ≥ 70 th à usia lanjut resiko tinggi

b. WHO :

1. 60 – 64 th à transition to elderly person

2. 65 – 79 th à old

3. ≥ 80 th à old old

c. Menurut Bould et al (1989)

1. 65 – 74 th à “young” old

2. 75 – 84 th à “ old “ old

3. ≥ 85 th à ”oldest” old

Konsep "Menua Sehat"

Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat (healthy aging). Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Dalam hal ini, yang terpenting adalah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang juga harus dimulai sedini mungkin dengan cara dan gaya hidup sehat. Prevensi yang dimaksudkan adalah mencegah agar proses menua tadi tidak disertai dengan proses patologik.

Healthy aging akan dipengaruhi oleh

  1. faktor-faktor:Endogenic aging, dimulai dengan cellular aging lewat tissue dan anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.

  2. Exogenic factor, dibagi dalam penyebab lingkungan (environtment) di mana seseorang hidup dan faktor sosio-ekonomi, sosio budaya, atau yang paling tepat disebut gaya hidup (life style). Faktor exogenic aging tadi, kini lebih

Asesmen Geriartri

Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun rencana program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen Geriatrik ada 2 macam yaitu :

  1. Asesmen geriatrik administrative

  2. Asesmen geriatrik klinik

Uji Klinis tentang Asesmen Geriatrik

  1. Hendrik et al (1984) Asesmen Geriatrik mempunyai efek terhadap pencegahan mortalitas, rehospitalisasi dan mengurangi kunjungan ke dokter.

  2. Rubenstein et al (1984) Asesmen geriatrik menunjukkan keuntungan dengan biaya lebih murah dibandingkan pendekatan perawatan rumah sakit konvensional pada frail elderly.

  3. Applegate et al (1990) Pengkajian geriatrik memberikan perbaikan fungsi dan menurunkan resiko perawatan di nursing home.

  4. Stuck et al (1995) Program asesmen geriatrik dirumah dapat memperlambat timbulnya keterbatasan dan menurunkan angka perawatan di institusi kesehatan.



Penanganan Holistik (Hadi Martono, 1999; Kane et al, 1999)

Mengingat sifat dan karakteristik penderita usia lanjut seperti disebutkan di atas, maka penanganannya harus bersifat holistik, yaitu:

  1. Penegakan diagnosis: berbeda dengan tata cara diagnosis yang dilaksanakan pada golongan usia lain, penegakan diagnosis pada penderita usia lanjut dilaksanakan dengan tata cara khusus yang disebut dengan asesmen geriatrik. Cara ini merupakan suatu analisis multidimensional dan sebaiknya dilakukan oleh suatu tim geriatrik.

  2. Penatalaksanaan penderita: penatalaksanaan penderita juga dilaksanakan oleh suatu tim multidisipliner yang bekerja secara interdisipliner dan disebut sebagai "tim geriatri". Hal ini perlu mengingat semua aspek penyakit (fisik-psikis), sosial-ekonomi, dan lingkungan harus mendapat perhatian yang sama. Susunan dan besar tim bisa berbeda-beda tergantung pada tingkatan pelayanan. Di tingkat pelayanan dasar, hanya diperlukan tim "inti" yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga sosiomedik.

  3. Pelayanan kesehatan vertikal dan horisontal: aspek holistik dari pelayanan geriatri harus tercermin dari pemberian pelayanan vertikal, yaitu pelayanan yang diberikan dari Puskesmas sampai ke pusat rujukan geriatri tertinggi, yaitu di rumah sakit provinsi. Pelayanan kesehatan horizontal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan menyeluruh. Dengan demikian, ada kerjasama lintas sektoral dengan bidang kesejahteraan lain, misalnya agama, pendidikan/kebudayaan, olah raga, dan sosial.

  4. Jenis pelayanan kesehatan: sesuai dengan batasan geriatri seperti tersebut di atas, maka pelayanan kesehatan yang diberikan harus meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi dengan memperhatikan aspek psiko-sosial serta lingkungan.

Tugas masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut:

  • Asesmen lingkungan/sosial: petugas sosio-medik

  • Asesmen fisik: dokter/perawat.

  • Asesmen psikis: dokter/perawat/psikolog-psikogeriatris.

  • Asesmen fungsional/disabilitas: dokter/terapis rehabilitasi.

  • Asesmen psikologik: dokter-psikolog/psikogeriatri.

Dengan tata cara asesmen geriatric yang terarah dan terpola, maka kemungkinan terjadinya "mis/under diagnosis" yang sering didapatkan pada praktik geriatri dapat dihindari atau dieliminasi sekecil mungkin.

Karakteristik Pasien Geriatri

  1. Penurunan kapasitas fungsional yang meliputi : fisik, psikologik, sosial, ekonomi

  2. Multi patologik

  3. Presentasi penyakit tidak spesifik

  4. Cepat memburuk bila tidak segera diobati

  5. Resiko komplikasi penyakit dan terapi

  6. Perlu program rehabilitasi

Pasien geriatri memiliki beberapa ciri khas, yaitu: multipatologi, tampilan gejala dan tanda penyakit tidak khas, daya cadangan faali menurun, biasanya disertai gangguan status fungsional. Sedangkan di Indonesia pada umumnya disertai dengan gangguan nutrisi.

Multipatologi berarti penyakit yang dialami oleh seseorang pada saat yang sama lebih daripada satu. Misalnya seorang pasien wanita yang menderita nyeri sendi (osteoartritis) yang disertai dengan pengeroposan tulang (osteoporosis). Atau seorang penderita dengan penyakit kencing manis, darah tinggi, gangguan persarafan di kaki, dan katarak.

Tidak ada komentar: