Rabu, 03 Desember 2008

MALARIA

APA YANG PERLU ANDA KETAHUI TENTANG MALARIA ?
Oleh: Drs.Sarjaini Jamal,MSc(PH),Apt

Pada awalnya dianggap penyebab malaria adalah udara yang buruk (mal=buruk, aria= udara). Penyakit ini mempunyai berbagai sinonim ada yang menyebutnya penyakit hutan , kuro dan dunia barat menyebutnya paludism. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit kecil yang disebut protozoa dari genus plasmodium. Ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopeles dari berbagai varietas . Terdapat lebih dari 250 varietas nyamuk Anopheles tapi hanya kira -kira 50 saja yang diketahui dapat menjadi vektor malaria. Nyamuk ini dapat hidup di belahan bumi 45 derajat lintang utara sampai 40 derajat lintang selatan.

Dari jenis plasmodiumnya dikenal p.falciparum, p.vivax , p.ovale, p. malariae. Plasmodium palciparum disebut juga malignan tertiana, subtertiana, atau estivo-autumnale malaria dan p. vivax menyebabkan malaria vivax, benign tertiana dan p.malarie menyebabkan malariae malaria atau malaria quartana,p.ovale menyebabkan malaria ovale. Plasmodium malariae jarang terdapat pada daerah subtropis. Plasmodium falciparum relatif ditemukan lebih luas di semua wilayah tropis. Plasmodium ovale relatif jarang dilaporkan ada di daerah di Afrika termasuk Asia,Eropa dan Afrika Selatan. P.vivax banyak ditemukan dari tipe lain, banyak menginfeksi penduduk di daerah panas / tropik. Siklus hidup parasit penyebab malaria dalam tubuh manusia terdiri dari fase eksogenus seksual,pembentukan sporogoni dengan pembiakan dalam tubuh nyamuk dan fase endogenus aseksual, pembentukan schizogoni dengan pembiakan dalam tubuh manusia.

Selesainya pembiakan siklus eksogenus dalam tubuh nyamuk berbeda-beda tergantung pada jenis plasmodium dan lingkungannya (temperatur dan kelembaban).P.falciparum dan p.vivax memerlukan waktu 7 - 14 hari,p.ovale beberapa hari lebih lama dan p. malariae 3 minggu atau lebih.Fase endogenus atau fase manusia siklus dimulai dari masuknya sporozoit waktu nyamuk menggigit sampai ditemukan dalam darah tepi kira-kira setengah jam dalam bentuk eksoeritrosit, selanjutnya parasit masuk dalam sel parenchim hati. Semua bentuk mungkin ditemukan dalam darah dapat diwarnai dengan baik menggunakan pewarna Romanwsky dimana cytoplasma akan bewarna biru dan kromatin serta intinya akan bewarna merah terang. Pigmen yang dihasilkan parasit dalam pertumbuhannya akan menyebabkan warna coklat atau granul kehitaman. Tiap jenis plasmodium memberikan bentuk yang spesifik sehingga dengan pemeriksaan mikroskopis dapat dibedakan antara satu dengan jenis yang lain.

Ras negro relatif lebih imun terhadap p.vivax. P vivax dan p.falciparum menghasilkan imunitas yang homologous. Tak ada imunitas silang diantara plasmodium. Imun terhadap p.vivax tidak imun terhadap p.falciparum.Imunitas ini yang diekpresikan oleh toleransi dan premunisi merupakan bagian terpenting dalam mempelajari epidemiologi malaria. Tingkat endemisitas dan transmisi malaria di satu wilayah ditentukan oleh prevalensi malaria pada penduduk, spesies nyamuk malaria yang ada , jumlah manusia yang susceptible sebagai new host, kondisi cuaca setempat keadaan geografis dan hidrografis setempat sebagai perindukan nyamuk anopheles. Di daerah pegunungan tropis ditemukan p.vivax dan p.palcifarum dapat ditemukan di daerah panas dan lembab. Di daerah lebih tinggi p..falciparum jarang ditemukan. P.vivax biasanya endemik didaerah ketinggian 8000 kaki. Tingkat infeksi pada manusia sebagai reservoir dapat diukur melalui spleen rate, adult spleen rate, parasite rate dan transmission index . Tranmisi rendah jika spleen rate dibawah 10 % , endemis 10-25 %, endemis tinggi 25-50 % dan sangat endemis 50 % atau lebih.

Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan tinggi , topografi yang berawa dan penduduk yang dekat dengan lingkungan menyebabkan siklus kehidupan nyamuk vector malaria yang melibatkan manusia dapat berlangsung dengan baik. Daerah kawasan Timur Indonesia (Katimin) merupakan endemik malaria dengan penduduk yang jarang dan sarana transportasi yang terbatas. Pertanyaan sekarang adalah mungkinkah malaria dapat dibasmi di daerah ini sebagaimana daerah-daerah lain di Jawa yang sebagian besar telah bebas malaria.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa hal yang perlu dibahas lebih lanjut .
Pertama ,masalah malaria bukan hanya masalah bagaimana penderitanya dapat diobati dengan baik tetapi juga bagaimana pencegahan serta pembasmian vector / nyamuk malaria dilakukan. Kedua, ruang lingkupnya saling kait mengkait ,bersifat lintas sektor dan berhubungan dengan perilaku masyarakat. Upaya emberantasan malaria bukan hanya menjadi tugas Dep.Kesehatan tetapi juga ,menjadi bagian dari Kementrian pengembangan sarana daerah dan lingkungan hidup, komunikasi dan informasi serta departemen pendidikan. Para pengambil keputusan sudah tahu bahwa masalah pemberantasan malaria bukanlah hal yang mudah, diperlukan biaya, alat , tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Semua harus serentak dilakukan dan potensi daerah harus dapat dimanfaatkan dan dikoordinir secara baik sehingga masyarakat merasa memiliki dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini.

Sejak 2000 tahun yang silam pengobatan malaria dengan ramuan akar,daun dan bunga dari bermacam-macam tumbuhan telah dilakukan di Cina daratan maupun oleh orang Indian di benua Amerika. Sebuah laporan yang terkenal tentang pengobatan malaria adalah tentang apa yang dialami oleh seorang putri raja Cinchon dari Peru pada tahun 1630. Putri ini tertolong dari malaria tertiana setelah mendapat pengobatan dari rebusan kulit batang kayu yang terdapat di negeri tersebut. Kemudian pada saat penyakitnya kambuh dia meninggal karena tidak membawa kulit kina yang dibutuhkan untuk obat malaria diatas kapal Cartagena dalam perjalanan ke Eropa. Pertamakali yang menulis tentang kina dalam literatur medik Eropa adalah Herman Van Der Heyden pada tahun 1643. Kulit pohon itu dicatat sebagai cortex Peruanus dalam London Pharmacopeae (1677). Pohonnya dinamakan Cinchona oleh ahli biologi Linnacus (1749) berasal dari famili Rubiaceae.
Dua ratus tahun sesudah itu (tahun 1820) ilmuwan Perancis yang bernama Pierre Pelletier dan Yoseph Caventou berhasil mengekstraksi alkaloida quinine dan cinchonine dari kulit Cinchona. Sejak itu mulailah quinine (kinin) dipak tablet,injeksi maupun ekstrak. Namun ekstrak yang dulu ditujukan bagi anak-anak sekarang sudah jarang dipakai dan hanya digunakan sebagai campuran pada tonicum.sebagai penambah nafsu makan.

Di Indonesia sejarah kina dimulai pada tahun 1865, ditanam di Jawa dengan bibit yang dibawa oleh Charles Ledger dari Peru dan tanaman kina itu disebut Cinchona ledgeriana. Biji tersebut juga ditanam di India (Madras ) tapi kadar kinin rendah dan tidak diteruskan. Biji yang ditanam daerah pebukitan di Bandung Selatan yang disebut Pangalengan dengan ketinggian antara 800-1.950 m di atas permukaan laut menghasilkan kina dengan kadar kinin yang lebih baik, dikenal pada waktu itu sebagai kina Jawa.. Di daerah Pangalengan sampai sekarang masih terdapat perkebunan kina yang dikelola oleh PT Kimia Farma maupun oleh rakyat sebagai sumber pasokan untuk pabrik kina di Bandung . Jenis yang ditanam adalah Cinchona sucrirubra yang mengandung kadar kinin lebih tinggi.

Karena efek sampingnya yang tidak nyaman ( gangguan pendengaran,sakit perut,mual dan pusing) menyebabkan kina sudah mulai ditinggalkan sebagai obat antimalaria. Fungsinya digantikan oleh obat-obat sintetis seperti klorokuin, pamaquine dan quinacrine (Atebrine) , kombinasi sulfadoksin dengan pyrimethamin, primaquine, doxycycline, artemisin dan turunannya. Tetapi sejak adanya laporan P.falciparum yang sudah resisten terhadap klorokuin dan pyrimethamine, kinin mulai dipakai lagi terutama kinin grips untuk kasus malaria berat yang perlu perawatan.
Pencegahan bagi anda yang sering bepergian ke daerah rawan malaria dapat menggunakan klorokuin 3 tablet sekali seminggu atau sulfadoksin kombinasi dengan pyrimethamin 2-3 trablet selama 1-2 hari sebelum berangkat,selama tinggal dan dilanjutkan 2-4 minggu sesudah kembali dari daerah malaria . Berdasarkan pengalaman doxycycline 1 kapsul tiap hari juga dapat digunakan sebagai pencegahan

Tidak ada komentar: