Selasa, 02 Desember 2008

REHABILITASI CARDIAC

Pendahuluan

Rehabilitasi kardiak bertujuan untuk mengurangi batasan fisik yang dialami oleh pasien yang mengalami konsekuensi patophysiologis dan psikologis dari kejadian kardiovaskuler.

Gangguan kardiovaskuler merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada negara-negara industri, tercatat sebanyak 50% dari seluruh jumlah kematian tahunan. Di Amerika Serikat, lebih dari 14 juta orang mengalami beberapa bentuk penyakit arteri koroner (coronary artery disease/CAD) atau komplikasinya, termasuk gagal jantung kongestif, angina, dan arrhymia. Dari angka ini, sekitar 1 juta penderita MI yang masih hidup dan lebih dari 300.000 pasien yang menjalani operasi bypasss koroner pertahunnya, merupakan calon peserta rehabilitasi kardiak.

Pada dasarnya rehabilitasi kardiak membutuhkan pasien dengan resiko lebih rendah yang dapat berolahraga/mengikuti latihan tanpa masalah. Akan tetapi, evolusi cepat yang mengejutkan pada penanganan CAD telah mengubah demografi pasien yang menjadi kandidat peserta pelatihan rehabilitasi kardiak. Pada saat ini, sekitar 400.000 pasien yang telah menjalani angioplasti koroner setiap tahun mendapatkan manfat dari rehabilitasi kardiak. Lebih banyak lagi, sekitar 4,7 juta pasien dengan CHF juga dapat mendapatkan program rehabilitasi ringan, begitu pula pada pasien yang telah mendapatkan transplantasi jantung.

Ulasan ini akan memaparkan tujuan, indikasi, komponen program, latihan olahraga, pengawasan, manfaat, resiko, masalah keamanan, outcome, dan efektivitas biaya dari rehabilitasi kardiak.

Sejarah

Pada tahun 1930an, pasien dengan infark myokard (MI) dianjurkan untuk melakukan bed rest selama 6 minggu. Terapi kursi diperkenalkan pada tahun 1940, dan pada awal tahun 1950, jalan santai selama 3-5 menit perhari dianjurkan, selama 4 minggu. Para ahli kemudian secara perlahan menyadari bahwa ambulasi dini dapat mencegah komplikasi dari bed rest, termasuk emboli paru, dan tidak meningkatkan resiko apapun. Akan tetapi, keamanan dari olahraga yang tidak diawasi ini menjadi masalah yang kuat; hal ini yang kemudian menjadi alasan pengembangan program rehabilitasi berstruktur dan diawasi oleh dokter, termasuk pengawasan klinik, disertai monitoring elektrokardiograph.

Pada tahun 1950an, Hellerstein mempresentasikan metodologinya untuk rehabilitasi komprehensif pada pasien yang telah sembuh dari suatu kejadian kardiak akut. Ia menerapkan pendekatan multidisipliner pada program rehabilitasi. Pendekatan ini yang kemudian diadopsi pada program rehabilitasi kardiak di seluruh dunia. Walaupun dengan banyaknya kemajuan, ide orisinil Hellerstein tidak banyak berubah secara bermakna. Akan tetapi, akibat demografi pasien yang berubah-ubah, kebanyakan pasien sekarang memiliki kesempatan mendapatkan keuntungan yang diberikan oleh rehabilitasi kardiak. Intervensi multifaktor termasuk, modifikasi faktor resiko agresif, telah menjai bagian dari rehabilitasi kardiak sekarang ini.

Definisi

Menurut US Public Health System (USPHS), program rehabilitasi kardiak didefinisikan sebagai program yang terdiri dari hal-hal dibawah ini :
a. Evaluasi Medis
b. Latihan Pilihan
c. Edukasi
d. Konseling pada pasien dengan penyakit jantung
Rehabilitasi kardiak harus bersifat komprehensif sekaligus ekslusif (berbeda untuk masing-masing individu).

Tujuan utama dari program rehabilitasi kardiak adalah :

A. Tujuan Jangka Pendek
- Mengembalikan kondisi pasien sedapat mungkin sehingga pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya sebelum sakit
- Mengurangi efek fisiologik dan psikososial dari penyakit jantung
- Menurunkan resiko cardiac arrest mendadak atau reinfark
- Mengendalikan gejala penyakit jantung

B. Tujuan Jangka Panjang
- Mengidentifikasi dan penanganan faktor resiko
- Menstabilkan atau menurunkan proses atherosklerotik
- Meningkatkan status psikologis pasien

Tujuan

Identifikasi pasien dengan resiko rekurensi kejadian kardiak merupakan inti untuk memformulasi strategi medik, invasif, dan rehabilitatif untuk mencegah rekurensi tersebut. Pasien dengan resiko rendah dan moderat biasanya menjalani rehabilitasi lebih awal. Tujuan utama dari rehabilitasi kardiak adalah :

* Menurunkan dampak patofisiologik dan psikososial dari penyakit jantung
* Menurunkan resiko terjadinya reinfark atau kematian mendadak
* Menurunkan gejala kardiak
* Mengurangi terjadinya atherosclerosis dengan menjalankan program latihan olahraga, edukasi, konseling, dan penurunan faktor resiko
* Mengintegrasikan kembali pasien penyakit jantung pada status fungsional optimal dalam keluarga dan sosial

Rehabilitasi kardiak secara konsisten menunjukkan perbaikan pada toleransi aktivitas dan psikososial yang baik tanpa peningkatan resiko komplikasi yang bermakna

Tujuan jangka pendek rehabilitasi kardiak yaitu mengembalikan keadaan fisik, psikologis, dan social. Sementara tujuan jangka panjang yaitu mempromosikan perilaku hidup jantung sehat yang akan mengarahkan seseorang dapat kembali pada produktivitas dan aktivitas sehari-hari yang menyenangkan.

Rehabilitasi kardiak sama bermanfaat bagi pria dan wanita. Pasien lansia juga dapat memperoleh manfaat bermakna dari program rehabilitasi

Penerapan

The Agency for Health Care Policy and Research (AHCPR); the American Association of Cardiovascular and Pulmonary Rehabilitation (AACVPR), dan National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) telah mengenal beragam tingkat kesadaran dan pemahaman mengenai peran rehabilitasi kardiak pada dokter, penyedia jasa kesehatan lainnya, pembayar pihak ketiga, dan pasien dengan penyakit jantung.

Pada masa lalu, ditemukan bahwa hanya 11% dari pasien dengan kejadian koroner akut yang mengikuti program rehabilitasi. Akan tetapi, terdapat bukti tingkat partisipasi sekarang ini telah meningkat. Sekitar 38% pasien US dan 32% pasien dari Kanada yang terlibat dalam Penerapan Streptokinase Global dan t-PA untuk Penelitian Arteri Koroner Oklusif juga mengikuti program rehabilitasi.

Fisiologi Latihan dan Manfaat Kardiovaskuler

Vasodilatasi koroner sangat dipengaruhi oleh bioavailibilitas nitic oxide (NO), dimana diproduksi oleh aktivitas enzim NO synthase yang dikeluarkan endothel dan dimetabolisme oleh spesies oxygen reaktif. Keseimbangan ini akan terganggu pada pasien dengan CAD. Bentuk gangguan pada produksi NO, disertai dengan stress oxidatif yang tinggi, menghasilkan berkurangnya sel endothelial akibat apoptosis. Aggregasi lebih lanjut dari disfungsi endothel berlangsung, yang akan memicu iskemik myokard pada seseorang dengan CAD. Pada seseorang yang sehat, peningkatan pelepasan NO dari endothel sebagai respon latihan olahraga terjadi akibat perubahan ekspresi NO sinthase endothellial, fosforilasi, dan pembentukannya

Dengan proses serupa, latihan olahraga telah memiliki peran yang terbukti dalam rehabilitasi kardiak pada pasien CAD, karena dapat menurunkan mortalitas dan meningkatkan perfusi myokard. Hal ini sangat berkaitan dengan koreksi latihan olahraga disfungsi endotel koroner. Pada seseorang dengan CAD, aktivitas fisik reguler mengakibatkan terjaganya keseimbangan antara produksi NO oleh NO synthase dan inaktivasi NO oleh spesies oxygen reaktif, sehingga akan meningkatkan kapasitas vaskuler pada beberapa struktur vaskuler
Karena disfungsi endotel diidentifikasi sebagai prediktor kejadian kardiovaskuler, penurunan parsial disfungsi endotel yang diperoleh dari aktivitas fisik reguler sepertinya menjadi alasan fisiologis mengapa latihan olahraga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas cardiovaskuler pada pasien CAD.

Outcome

Perawatan kardiak terkini telah sangat mengurangi mortalitas kejadian akut koroner dini sehingga latihan olahraga lebih lanjut, sebagai suatu intervensi tersendiri, tidak dapat menyebabkan penurunan bermakna pada mortalitas dan morbiditas. Akan tetapi, latihan olahraga mempunyai potensi sebagai katalis untuk mempromosikan aspek rehabilitasi lainnya, termasuk modifikasi faktor resiko melalui terapi perubahan gaya hidup dan optimalisasi dukungan psikososial. Sehingga, output dari rehabilitasi kardiak dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti persepsi pasien mengenai perbaikan fisik, kepuasan dengan perubahan faktor resiko, penyesuaian psikososial dalam peranan interpersonal, dan potensi kemajuan pada tempat kerja menyesuaikan dengan keterampilan pasien.
Serupa dengan hal tersebut, diantara pasien lanjut usia, rehabilitasi kardiak kemungkinan dapat meningkatkan kemandirian fungsional, pencegahan disabilitas dini, dan penurunan kebutuhan perawatan. Walaupun dengan data yang terbatas, pria dan wanita yang lebih tua telah menunjukkan perbaikan pada toleransi aktivitas serupa dengan pasien yang lebih muda yang berpartisipasi program latihan yang sama. Dengan tambahan, tingkat keamanan latihan olahraga pada program rehabilitasi kardiak, seperti yang telah diteliti pada 4500 pasien, dapat diterima dan diterapkan.

Pelayanan rehabilitasi kardiak merupakan intervensi yang efektif dan aman. Pelayanan ini tidak diragukan sebagai suatu komponen penting dari penanganan kontemporer dari pasien dengan manifestasi penyakit jantung koroner dan gagl jantung.

Pemilihan Pasien

Rehabilitasi kardiak memiliki tujuan jangka panjang dan pendek yang dapat tercapai melalui latihan, edukasi, dan konseling. Pasien pada umumya dibagi menjadi

- Pasien beresiko rendah yang mengalami kejadian kardiak
- Pasien yang telah menjalani operasi bypass
- Pasien dengan angina pektoris stabil yang kronik
- Pasien yang telah melakukan transplantasi jantung
- Pasien yang telah menjalani angioplasti koroner perkutaneus
- Pasien yang belum pernah mengalami kejadian kardiak akan tetapi beresiko karena memiliki profil faktor resiko yang tidak diinginkan
- Pasien dengan gagal jantung yang stabil
- Pasien yang telah menjalani bedah kardiak non-koroner
- Pasien dengan penyakit jantung yang stabil akan tetapi memburuk akibat penyakit lain yang terjadi bersamaan

Tidak ada komentar: